Struktur-struktur kebahasaan teks anekdot antara lain:
1. Abstrak
Abstrak menjadi struktur teks humor paling awal yang ada dalam sebuah teks berjulukan anekdot . Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum semoga pembaca sanggup membayangkan.
2 . Orientasi
Orientasi merupakan awal kejadian pada kisah atau juga belahan yang menjelaskan latar belakang mengapa kejadian utama dalam kisah sanggup terjadi.
3 . Krisis
Struktur teks anekdot berikutnya yaitu Krisis. Krisis merupakan belahan yang menjelaskan mengenai pokok duduk masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi pasa penulisnya sendiri.
4 . Reaksi
Reaksi berafiliasi besar dengan struktur krisis. Reaksi yaitu belahan yang akan melengkapi berupa penyelasaian duduk masalah menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda.
5 . Koda
Seperti epilog , struktur teks anekdot yang terakhir ialah Koda . Koda merupakan belahan yang menutup kisah dalam teks tersebut.
Langkah-langkah menulis teks anekdot sebagai berikut.
1. Menentukan topik
Topik yaitu pandangan gres kisah atau gagasan kisah atau dasar kisah atau apa yang akan diceritakan. Contoh: Orang miskin yang mencuri
2. Mencari materi referensi
Bahan yang diperoleh bisa berupa buku/ majalah/koran/internet, observasi, dan imajinasi.
3 . Menentukan pesan yang akan disampaikan atau sindiran yang akan disampaikan Pesan yang akan disampaikan bisa tersirat (implisit) maupun tersurat (eksplisit). Contoh: Katakanlah hal kebenaran Perhatikan kehidupan orang miskin Kesenangan sesaat akan menghancurkan masa depan
4 . Menentukan unsur lucu /konyol /jengkel Contoh: Ibu yang memuji tindakan anak yang salah.
5 . Menentukan alur kisah menurut struktur teks anekdot abstraksi: Di sebuah desa, tinggallah seorang ibu dan anaknya. orientasi : Keluarga itu sangat miskin. Mereka kelaparan. krisis : Ibu memuji tindakan Hasan (mencuri). reaksi : Hasan babak belur dihajar massa. koda :Ibunya menangis.
6 . Mengembangkan teks anekdot Abstraksi Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan anaknya. Hari ini tidak ada kepulan asap di dapur.
Ciri- ciri teks anekdot yaitu :
1 . Berupa teks yang mendekati perumpamaan Perumpaan pada sebuah teks dengan struktur anekdot mendekati bentuk sebuah dongeng Layaknya karangan kisah menurut imajinasi dan ditambah dengan segala hal yang bersifat faktual atau benar -benar terjadi di masayarakat .
2 . Menampilkan tokoh- tokoh atau figure yang erat dengan kehidupan sehari - hari atau juga orang penting Biasanya pada sebuah teks anekdot
terdapat tokoh atau figure yang ada dalam dunia faktual dan gampang kita temui dalam keseharian. Contohnya menyerupai orang-orang pemerintahan , anggota keluar , dan lainnya.
3 . Memiliki sifat humoris , lucu , menggelitik , dan berbau lawakan tapi menyindir Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, teks yang berupa anekdot memang dibentuk untuk memberi kritik dengan cara yang berbeda. Semacam guyonan yang sengaja dibentuk dengan tujuan tertentu menyerupai menyindir. Biasanya menyindiri di sini berkaitan dengan gosip sosial dalam negeri yang sudah menjadi belakang layar umum.
4 . Terselip kritikan atau tujuan Mungkin ini juga sanggup menjadi salah satu tujuan dari dibuatnya sebuah teks berbentuk anekdot , di mana pembuatnya akan menyelipkan kritik dengan cara yang lebih lucu dan bisa diterima oleh masyarakat.
Kaidah kebahasaan teks anekdot sebagai berikut :
1 . Memakai pertanyaan dengan keterampilan bahasa yang kreatif dan efektif atau retorik.
2 . Menulis sesuai struktur yaitu diawali dengan belahan abnormal dan diakhir dengan belahan koda .
3 . Menyatakan kejadian serta belahan dari kejadian memakai konjungsi .
4 . Memakai kata keterangan waktu lampau .
5 . Memakai kata predikat atau kata kerja.
6 . Memakai kalimat yang berbau peritah.
7 . Dibuat secara berurut dan kronologis.
CONTOH:
Ini satu pagi yang masih tetap cerah, keluar sesosok lelaki yang tengah ke rumah sakit karna ke-2 buah telinganya sekali lagi terkena luka bakar.
Doker : “looh, ada apa yang berlangsung dengan indera pendengaran anda pak? ”
Pasien : “begini dokter ceritanya, terlebih dulu aku sekali lagi menyetrika pakaian, nah, ketika aku sekali lagi menyetrika pakaian, dengan mendadak telpon aku suara serta mendering. Sebab reflek, pada balasannya ketika waktu itu aku sekali lagi memegang setrika, segera saja aku lekatkan ke indera pendengaran kiri aku dok.”
Dokter : “oh, demikian toh ceritanya, aku tahu yang dirasakan ayah, kemudian untuk indera pendengaran ayah yang samping kanan apa itu yang berlangsung? ”
Pasien : “Nah inilah problemnya dokter, si bego itu kembali menelpon.”
Baca juga : Observasi (Definisi, Tujuan, Langkah Menyusun, Ciri, Struktur, Kaidah Kebahasaan, Macam, dan Contoh)